Pada tahun 1980-an, penyelam lokal menemukan formasi batuan bawah laut di lepas pantai titik paling selatan Pulau Yonaguni. Formasi batuan bawah laut ini kemudian diberi nama Monumen Yonaguni. Profesor seismologi Masaaki Kimura dari Universitas Ryukyu berpendapat bahwa Monumen Yonaguni adalah struktur buatan manusia yang dibangun 2.000 hingga 3.000 tahun lalu.
Patrick D. Nunn, Profesor Oceanic Geoscience di Universitas South Pacific telah mempelajari struktur ini secara ektensif, dan berpendapat bahwa formasi batuan ini terjadi secara alami dan "tidak ada alasan untuk menduga bahwa itu adalah buatan manusia.
Laut di pesisir Yonaguni merupakan lokasi penyelaman terkenal selama musim dingin karena besarnya populasi hiu kepala martil di kawasan itu. Tahun 1987, saat mencari posisi yang bagus untuk mengamati hiu, Kihachiro Aratake, ketua Himpunan Pariwisata Yonaguni-Cho, mendapati beberapa formasi bawah laut yang menyerupai struktur arsitektural. Beberapa waktu kemudian, sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Masaaki Kimura dari Universitas Ryūkyū mengunjungi formasi tersebut. Kimura sangat mendukung bahwa formasi tersebut adalah buatan manusia.
Formasi itu menjadi tujuan pariwisata yang cukup populer bagi para penyelam, meskipun arus air laut yang kuat. Tahun 1997, industrialis Yasuo Watanabe mensponsori ekspedisi informal yang terdiri dari penulis John Anthony West dan Graham Hancock, fotografer Santha Faiia, geologis Robert Schoch, beberapa penyelam dan instrukturnya, dan kru pengambilan gambar dari British Channel 4 dan Discovery Channel. Pengunjung terkenal lainnya adalah penyelam bebas Jacques Mayol, yang menulis buku tentang pengalaman menyelamnya di Yonaguni. Sebuah plakat untuk menghormatinya diletakkan di formasi bawah laut tersebut setelah aksi bunuh dirinya di tahun 2001.
Rules !!!
- No SARA !
- No Spam !
- No NGOMONG KASAR !
- No Porn !
- No Active Link !